Rabu, 10 Agustus 2011

DALAM JAMAH JARIMU

semalaman aku berdiri mematung
menunggu gairah melaju di tepi jalan.
pada sebentuk bulan sabit,
kubayangkan hasrat bergelora asmara.

rontanya yang binal menggauli sepi,
kutangkap sebagai isyarat dekap
begitu erat dikucup udara.

mata yang tambur ini,
bagaimana bisa menjamah tubuh sintal
yang menggeliat minta dicumbu?
ah... kudukku kaku dalam jamah jarimu!

Surabaya, Mei 2011
[Dicukil dari "Lorong tak Berujung", by: Asral Sahara]

 

"...seperti katamu, hanya hasrat yang perlu diwaspadai...!"

1 komentar: